Laman

Sabtu, 29 November 2014

BIDADARI YANG MELEGENDA

Hal yang sampai saat ini jadi perdebatan adalah penyebutan lain dari toples ataupun pecah belah bidadari yaitu toples atau pecah belah Mary Gregory. Meskin tidak semuanya ber figur bidadari, orang kita menyebutnya sebagai toples bidadari, karena di Nusantara, toples maupun pecah belah bercat enamel yang tua kebanyakan bergambar bidadari kecil/cupid.

 
Toples Bidadari est. c. 1930-1940an buatan Belanda 

Mary Gregory sendiri adalah seniman Amerika yang hidup 1856-1908 dan bersama saudarinya merupakan karyawan dari pabrik gelas kaca Boston and Sandwich Glass Company di Cape Cod, Massasuchetts, Amerika Serikat (BSGC) pada kurun waktu 1885-1890an. Gaya Mary Gregory dalam hal hias kaca dengan cat enamel adalah hias kaca model era Victorian dengan figur anak kecil Eropa. Selama masa hidupnya mestinya tidaklah mungkin Mary Gregory melukis sampai ribuan produk pecah belah bidadari, apalagi hand painted pengerjaannya. Ide dari dekorasi gelas mestinya muncul dan terpengaruhi hasil karya kerajinan gelas dan kaca Boemian, Italia maupun Victorian Inggris (Victorian Era 1837-1901).

Gelas kaca yang digunakan oleh Mary Gregory adalah gelas kaca Cranberry atau Gold Ruby disebutnya (Kaca Cranberry diyakini beberapa kalayak adalah terbikin sejak jaman Romawi Kuno). Kebanyakan Mary Gregory melukis pada kaca-kaca penutup lampu/kap maupun Vas.

Cranberry atau Gold Ruby glass
pict. source: www.rubylane.com

Selang 12 tahun sejak meninggalnya Mary Gregory, pada tahun 1920an, Perusahaan kaca Westmoreland (Perusahaan East Liverpool, Ohio dan pindah ke Grapeville, Pennsylvania, Amerika Serikat) memasarkan produk menyerupai hasil Mary Gregory dan menyebutnya sebagai Mary Gregory Art Glass. Perusahaan Westmoreland banyak import secara besar-besaran kerajinan kaca seperti toples, gelas, kan/jug, kap lampu dari berbagai sumber dan terbesar dari Bohemia, seperti dari Perusahaan Lobyeyr, Moser, Muhlhaus, Hartman and Ditrich (Perusahaan Jerman berproduksi di Bohemia). 

Perkembangan pecah belah Bidadari di Gablonz (sentra produksi pecah belah bidadari), Bohemia sekarang bernama Republik Czezh, banyak mengalami pasang surut. Berawal dari perkembangan pasca Perang Dunia I (PD I: 28 Juli 1914-11 November 1918) dimana banyak seniman Jerman yang berkarya di Perusahaan-Perusahaan kaca di Bohemia tersebut, sampai dengan masa nasionalisasi pada pasca Perang Dunia I (PD I: 1939-1945), dimana seniman Jerman banyak diusir dari Bohemia. Namun demikian, seniman-seniman Bohemia telah mewarisi banyak ketrampilan dari pembuatan gelas-gelas yang di hias dengan cat enamel.
 
Toples Bidadari est. c. 1930-1940an buatan Belanda 

Westmoreland, dimana Perusahaan tersebut terus memasarkan produk-produk yang disebutnya Mary Gregory Art Glass. Pada tahun 1957, akibat dari perang dingin blok Barat dan Blok Timur, juga berakibat terganggunya import Westmoreland dari Ceko dan memaksa Westmoreland menghentikan import nya dari Ceko tersebut.  Pada kurun waktu yang sama Westmoreland mengembangkan produksinya dengan memproduksi sendiri Mary Gregory Art Glass dengan mempekerjakan seniman berdarah Jerman namun bekerja di Perusahaan Gelas Jerman di Bohemia sebelum ada nasionalisasi. Edward and Edmund Pohl bersaudara, di rekrut karena keahliannya melukis dengan cat enamel pada gelas-gelas seperti yang selama ini di import oleh Westmoreland dari Bohemia.

Westmoreland berakhir pada tahun 1984 an namun produksi pecah belah Mary Gregory dilanjutkan oleh beberapa mantan pegawainya sampai sekarang, dimana didalamnya adalah juga mantan Kepala Seniman Westmoreland Ernest Brown.

Produksi pecah bidadari memang tidak sepenuhnya didominasi oleh Bohemia, Belanda, Jerman, Swiss, Italy, Inggris dsb. 

Di Nusantara sendiri era kolonialisme Belanda juga memasukkan produk-produk Mary Gregory model ke tanah air untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang Belanda maupun elit/Bangsawan Kraton di Jawa. Campur tangan pedagang-pedagang lokal pun khususnya beretnis Tionghoa juga berperan, bahkan produk-produk yang ada ditambahi menggunakan cat enamel tulisan Slamet Pakee.

Di Nusantara sendiri akibat pengaruh dari gaya seni gelas dengan cat enamel maka  menumbuhkan kreasi toples-toples bercat enamel.Toples-toples tersebut di buat dengan berbagai ukuran.

 
Toples dengan hiasan menggunakan Cat Enamel 

 Pada era okupansi Jepang di Nusantara, produksi dari Jepang (diperkirakan dibikin di industri gelas lokal Jawa) membuat tiruan bergaya Mary Gregory dengan kualitas kaca kristal yg tidak sama, lebih tipis dan disebut dengan kristal dawet karena punya texture yang tidak rata dan agak bergelombang dan juga memproduksi pecah belah seperti toples-toples bercat enamel, bertexture maupun di grafir. Menurut beberapa sumber, industri gelas bersentra di daerah Surabaya.

Pada masa pasca kemerdekaan/era Republik, pecah belah Bidadari banyak yang dibawa oleh orang-orang kita dari Amerika. Sekarang pecah belah Bidadari banyak di beli oleh orang kita dari situs-situs perdagangan online dari Amerika Serikat.


 
pict. source: www.studioantik.blogspot.com

 
pict. source: www.studioantik.blogspot.com


 
pict. source: www.studioantik.blogspot.com



Referensi tulisan: Wikipedia dan disarikan dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar