![]() |
Hendrik Freerk Tillema |
Air Belanda-yang dikenal di Hindia Belanda pada era awal abad 20an yang menjadi gaya hidup baru para priyayi Jawa pada jaman itu. Banyak para priyayi yang mengadopsi pola-pola Barat, seperti para anggota masyarakat terdidik maupun para bangsawan - yang mengikuti kebiasaan Barat. Pergi ke pesta, main kartu cara Eropa, juga minum air Belanda dan wiski soda.
Tillema melebarkan sayap pada bisnis air kemasan botol. Disamping keinginan dan perhatiannya akan sanitasi, yang memicu keinginannya untuk memproduksi minuman dalam kemasan yang higienis, suatu kebetulan pula perusahaan yang ia beli punya unit usaha dalam bidang air minum,. Pabrik minuman Tillema pun mengembangkan usaha itu disamping air mineral dalam kemasan, juga mengembangkan dengan memproduksi minuman soda.
Di tahun 1901, ia mendirikan pabrik dari sana, tiap tahun, suami Anna Sophia Weehuizen ini memproduksi lebih dari 500.000 botol limun soda dan air mineral bermerek Hygeia dengan kucing hitam yang ekornya melambai.
Tahun 1910, produksinya meningkat menjadi 10.000 botol/hari. Di Semarang, limun itu terkenal dengan nama Limoen Klaasesz Tjap Koetjing. Hygeia (atau sebenarnya Hygieia) diambil dari mitologi Yunani, merupakan anak perempuan dari Asklepios , dewa pelindung kesehatan.
Saat bersamaan penjualan minuman soda dengan menggunakan cara-cara propaganda dan iklan seperti yang gencar dilakukan di Amerika yang sejak tahun 1890-an berhasil dengan minuman Coca-Cola serta diikuti iklan yang baik.
Tillema pun menggunakan cara yang sama. Ia membagikan asbak -asbak yang bermerek minuman limunnya. Di atas perempatan paling sibuk di Semarang ia menggantungkan papan reklame yang cukup menarik perhatian. Foto-foto dari jalan-jalan tempat ia memasang iklan dijadikannya kartu pos dan dibagikan secara gratis dengan menggunakan kalimat: Limun Hygeia memang loear biasa! Ketika dewan kota melarang semua papan reklamenya, maka Tillema menggunakan balon udara yang diterbangkan di seluruh kota Semarang bertuliskan merek Hygeia yang melayang di atas kota Semarang.
Hmmm sungguh orisinil dan brilian ide nya tersebut.
Hendrik Freerk Tillema dilahirkan di desa Echten di tepi danau Tjeuke. Echten adalah sebuah desa di Friesland, Belanda. Ia lahir 5 Juli 1870. Sikke Tillema ayahnya adalah seorang kepala sekolah. Ketika Tillema berusia tujuh tahun, ibunya meninggal. Maka ayahnyalah yang membesarkan seorang diri dan menjadi panutannya.
Tillema Sempat Menjadi Anggota Dewan dan akhirnya kembali ke Negeri Belanda. Tillema justru di kenal Vokal dalam mengkritisi sikap Pendudukan Pemerintah Belanda . Setelah Menetap di Belanda Ia beberapa kali kembali ke Indonesia dan sempat menulis beberapa buku seperti "Kromoblanda", "Zonder Tropen - Geen Europa " serta membuat film dokumenter di Kalimantan, sebelum akhirnya meninggal Dunia pada tahun 1952 di salah satu Villanya di Bloomendaal-Belanda yang konon ia beri nama "Semarang" kota yang ia cintai. (diambil dari berbagai sumber).
![]() |
Bekas pabrik limun Tjap Koetjing di atas Ps.Johar-Semarang
sumber gambar: http://www.skyscrapercity.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar