Minum
kopi disore hari adalah nikmat sekali, ditemani emping goreng yang renyah. Tapi bagaimana
kopi dapat datang ke Jawa? Sedangkan kopi seperti diketahui adalah telah digunakan
oleh suku Galla di Afrika Timur sejak 1000 SM Kopi, kemudian pada kurang lebih abad 5 M Kopi
sudah dikenal di pelosok Ethopia, serta pada tahun 700-1000 M kopi dikenal pertama kali
oleh bangsa Arab sebagai minuman penambah energy dan terkait dengan stamina.
Penyebaran kopi dimulai saat itu bersamaan dengan penyebaran Islam. Sumber kopi
pertama di Mocha salah satu derah di Yaman.
Jadi kapan Kopi mulai ada di Jawa?
Pict. Source: Google |
Sejarah kopi tumbuh pertama kali di Jawa
adalah sejak 1696 ketika Walikota Asterdam, Nicholas Witsen memerintahkan
komandan pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van Ommen, untuk membawa
biji kopi ke Batavia. Kopi arabika pertama-tama ditanam dan dikembangkan di
sebuah tempat di timur Jatinegara, yang tidak lain menggunakan tanah pertikelir Kedaung
yang kini lebih dikenal dengan Pondok Kopi. Bibit kopi tersebut diujicoba
pertama di lahan pribadi Gubernur-Jendral VOC Willem van Outhoorn. Panenan
pertama kopi Jawa, hasil perkebunan di Pondok Kopi langsung dikirim ke sebuah
laboraturium botanik Hortus Botanicus Amsterdam. Dan membuat para peneliti di
Hortus Botanicus Amsterdam kagum akan mutu kopi Jawa. Pendapat dari para ahli
tersebut menyebutkan bahwa mutu dan cita
rasa kopi Jawa itu melampaui kopi yang pernah mereka rasakan dan ketahui.
Setelah
itu, para ilmuwan Hortus Botanicus Amsterdam segera mengirim contoh kopi Jawa
ke berbagai perkebunan di Eropa.
Perkebunan milik Louis XIV salah satunya yang
menerima contoh kopi Jawa. Orang-orang Prancis segera memperbanyak contoh
kiriman dan mengirimkannya ke tanah jajahan mereka untuk dibudidayakan,
termasuk Amerika Tengah dan Selatan. Akhirnya dunia mengakui cita rasa yang
mantap dan aromanya yang khas menjadi daya tarik Kopi Jawa.
Pict. Source: www.dotphotoaxe.com
|
Beberapa
waktu kemudian kopi arabika kemudian ditanam juga tidak saja di Pondok Kopi,
Batavia tetapi menyebar ke berbagai daerah di Jawa Barat, seperti Bogor,
Sukabumi, Banten dan Priangan, hingga kemudian menyebar ke daerah lain, seperti
Pulau Sumatera, Sulawasi, Bali dan Timor.
Seiring
berjalannya waktu ada istilah di dunia Barat yang menyebutkan kenikmatan dalam
minum kopi jawa dengan istilah a cup of Java, meski kopi tersebut
mungkin tidak berasal dari Jawa tapi dari Sumatra atau Timor tapi istilah
tersebut adalah sudah terlanjur menjadikan kopi dari Nusantara adalah kopi
Jawa.
Tahun 1711 oleh VOC melakukan ekspor pertama
dan selanjutnya menjadi komoditi andalan VOC. Hindia Belanda menjadi tempat
perkebunan pertama di luar Arabia dan Ethiopia yang membuat VOC memonopoli
perdagangan kopi ini dari tahun 1725 sampai 1780.
Keberhasilan VOC dalam hal
komoditi kopi tidak berjalan seiring dengan petani kopi yang menderita akibat
kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh VOC maupun nantinya oleh Pemerintah
Hindia Belanda, yang berujung pada kebijakan yang dicanangkan oleh Gubernur
Jenderal Graaf Johannes van den Bosch
(1780-1844) yaitu Cultuurstelsel yang secara harafiah adalah Sistem Kultivasi
atau secara kurang tepat diterjemahkan sebagai Sistem Budi Daya, yang oleh sejarawan Indonesia disebut sebagai Sistem Tanam Paksa untuk mengisi kas
Kerajaan Belanda yang defisit akibat perang Jawa (1825-1830).
Sistem tanam paksa ini jauh lebih keras dan
kejam dibanding sistem monopoli VOC karena ada target untuk memenuhi Kas
Kerajaan Belanda. Setelah mendapat protes keras dari berbagai kalangan di
Belanda, akhirnya dihapus pada tahun 1870, meskipun untuk tanaman kopi di luar
Jawa masih terus berlangsung sampai 1915. Program yang dijalankan untuk
menggantinya adalah sistem sewa tanah dalam UU Agraria 1870.
(disarikan dari Wikipedia dan sumber-sumber yang lain)
Hingga saat ini kopi menjadi minuman yang khas dimana setiap rumah tangga di Indonesia hampir seluruhnya selalu menyediakan kopi, yang gunanya adalah untuk memuliakan tamu yang datang, terutama di Aceh kopi merupakan minuman persahabatan setiap tamu dan kawan-kawan untuk menghormasti tetap di ajak minum kopi.
BalasHapusKopi gayo memiliki citarasa yang khas dan di dunia kopi gayo digunakan sebagai blending untuk memperbaiki cita rasa kopi lain di dunia.
Samarena Redelong Coffee mencoba mengolah kopi gayo yang nyaman di minum dan dapat menjaga kesehatan kita, yang terbuat dari biji kopi pilihan yang diperoleh secara organik , mecoba menawarkan kepada anda, insya allah setelah anda mencicipi anda akan ketagihan .