Hal
yang sampai saat ini jadi perdebatan adalah penyebutan lain dari toples
ataupun pecah belah bidadari yaitu toples atau pecah belah Mary
Gregory. Meskin tidak semuanya ber figur bidadari, orang kita menyebutnya sebagai toples bidadari, karena di Nusantara, toples maupun pecah belah bercat enamel yang tua kebanyakan bergambar bidadari kecil/cupid.
Toples Bidadari est. c. 1930-1940an buatan Belanda
koleksi: http://barangantiklawas.blogspot.com
Mary
Gregory sendiri adalah seniman Amerika yang hidup 1856-1908 dan bersama
saudarinya merupakan karyawan dari pabrik gelas kaca Boston and
Sandwich Glass Company di Cape Cod, Massasuchetts, Amerika Serikat
(BSGC) pada kurun waktu 1885-1890an. Gaya Mary Gregory dalam hal hias
kaca dengan cat enamel adalah hias kaca model era Victorian dengan figur
anak kecil Eropa. Selama masa hidupnya mestinya tidaklah mungkin Mary
Gregory melukis sampai ribuan produk pecah belah bidadari, apalagi hand painted pengerjaannya.
Ide dari dekorasi gelas mestinya muncul dan terpengaruhi hasil karya
kerajinan gelas dan kaca Boemian, Italia maupun Victorian Inggris
(Victorian Era 1837-1901).
Gelas kaca yang digunakan oleh Mary Gregory adalah gelas kaca Cranberry atau Gold Ruby disebutnya (Kaca Cranberry diyakini
beberapa kalayak adalah terbikin sejak jaman Romawi Kuno). Kebanyakan
Mary Gregory melukis pada kaca-kaca penutup lampu/kap maupun Vas.
pict. source: www.rubylane.com
Selang
12 tahun sejak meninggalnya Mary Gregory, pada tahun 1920an, Perusahaan
kaca Westmoreland (Perusahaan East Liverpool, Ohio dan pindah ke
Grapeville, Pennsylvania, Amerika Serikat) memasarkan produk menyerupai
hasil Mary Gregory dan menyebutnya sebagai Mary Gregory Art Glass.
Perusahaan Westmoreland banyak import secara besar-besaran kerajinan
kaca seperti toples, gelas, kan/jug, kap lampu dari berbagai sumber dan
terbesar dari Bohemia, seperti dari Perusahaan Lobyeyr, Moser, Muhlhaus, Hartman and Ditrich (Perusahaan Jerman berproduksi di Bohemia).
Perkembangan
pecah belah Bidadari di Gablonz (sentra produksi pecah belah bidadari),
Bohemia sekarang bernama Republik Czezh, banyak mengalami pasang surut.
Berawal dari perkembangan pasca Perang Dunia I (PD I: 28 Juli 1914-11
November 1918) dimana banyak seniman Jerman yang berkarya di
Perusahaan-Perusahaan kaca di Bohemia tersebut, sampai dengan masa
nasionalisasi pada pasca Perang Dunia I (PD I: 1939-1945), dimana seniman Jerman banyak diusir dari Bohemia. Namun demikian, seniman-seniman Bohemia telah mewarisi banyak ketrampilan dari pembuatan gelas-gelas yang di hias dengan cat enamel.
Toples Bidadari est. c. 1930-1940an buatan Belanda
koleksi: http://barangantiklawas.blogspot.com
Westmoreland,
dimana Perusahaan tersebut terus memasarkan produk-produk yang
disebutnya Mary Gregory Art Glass. Pada tahun 1957, akibat dari perang
dingin blok Barat dan Blok Timur, juga berakibat terganggunya import
Westmoreland dari Ceko dan memaksa Westmoreland menghentikan import nya
dari Ceko tersebut. Pada kurun waktu yang sama Westmoreland
mengembangkan produksinya dengan memproduksi sendiri Mary
Gregory Art Glass dengan mempekerjakan seniman berdarah Jerman namun
bekerja di Perusahaan Gelas Jerman di Bohemia sebelum ada nasionalisasi.
Edward and Edmund Pohl bersaudara, di rekrut karena keahliannya melukis
dengan cat enamel pada gelas-gelas seperti yang selama ini di import
oleh Westmoreland dari Bohemia.
Westmoreland berakhir pada tahun 1984 an namun produksi pecah belah Mary Gregory dilanjutkan oleh beberapa mantan pegawainya sampai sekarang, dimana didalamnya adalah juga mantan Kepala Seniman Westmoreland Ernest Brown.
Produksi pecah bidadari memang tidak sepenuhnya didominasi oleh Bohemia, Belanda, Jerman, Swiss, Italy, Inggris dsb.
Di
Nusantara sendiri era kolonialisme Belanda juga memasukkan
produk-produk Mary Gregory model ke tanah air untuk memenuhi kebutuhan
dari orang-orang Belanda maupun elit/Bangsawan Kraton di Jawa. Campur
tangan pedagang-pedagang lokal pun khususnya beretnis Tionghoa juga
berperan, bahkan produk-produk yang ada ditambahi menggunakan cat enamel
tulisan Slamet Pakee.
Di
Nusantara sendiri akibat pengaruh dari gaya seni gelas dengan cat
enamel maka menumbuhkan kreasi toples-toples bercat
enamel.Toples-toples tersebut di buat dengan berbagai ukuran.
Toples dengan hiasan menggunakan Cat Enamel
koleksi: www.barangantiklawas.blogspot.com
Pada
era okupansi Jepang di Nusantara, produksi dari Jepang (diperkirakan
dibikin di industri gelas lokal Jawa) membuat tiruan bergaya Mary
Gregory dengan kualitas kaca kristal yg tidak sama, lebih tipis dan
disebut dengan kristal dawet karena punya texture yang tidak rata dan
agak bergelombang dan juga memproduksi pecah belah seperti toples-toples
bercat enamel, bertexture maupun di grafir. Menurut beberapa sumber,
industri gelas bersentra di daerah Surabaya.
Pada
masa pasca kemerdekaan/era Republik, pecah belah Bidadari banyak yang
dibawa oleh orang-orang kita dari Amerika. Sekarang pecah belah Bidadari
banyak di beli oleh orang kita dari situs-situs perdagangan online dari
Amerika Serikat.
pict. source: www.studioantik.blogspot.com
pict. source: www.studioantik.blogspot.com
pict. source: www.studioantik.blogspot.com
Referensi tulisan: Wikipedia dan disarikan dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar